Mengenali Diffuse Axonal Injury yang Terjadi di Amerika Serikat

Mengenali Diffuse Axonal Injury yang Terjadi di Amerika Serikat post thumbnail image

Mengenali Diffuse Axonal Injury yang Terjadi di Amerika Serikat – Baru-baru ini, terjadi kasus kekerasan yang menyita banyak perhatian orang di Indonesia. Kasus kekerasannya memang menjadi salah satu topik berita dan pembahasan dalam banyak pembicaraan di beragam media. Korban yang mengalami kekerasan sampai saat ini masih belum benar-benar pulih. Salah satu penyebab belum pulihnya korban adalah terjadinya cedera otak atau biasa disebut brain injury. Namun tingkat cederanya, itu memang tergolong cedera berat yang bahkan menyebabkan korban tak sadarkan diri. Tidak saja karena pingsan, tapi terindikasi koma yang semakin menunjukkan tingginya tingkat cedera yang dialami. Cedera yang ada itu pun disebut sebagai Diffuse Axonal Injury atau DAI. Ini memang bukan cedera yang umum dialami, Bahkan dalam kategori cedera pada sektor kepala, ini memang tidak sekedar cedera pada bagian tempurung atau tulang tengkorak saja tapi sudah menyebabkan cedera pada otak.

DAI itu termasuk dalam cedera otak trautamis atau traumatic brain injury (TBI). Cedera ini memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Secara medis, tingkatan atau skala cedera TBI ini dikategorikan dalam nama Skala Koma Glasgow atau Glasgow Come Scale (CGS). Skalanya ada dalam tiga tingkatan, yaitu skala rendah, sedang, dan cedera otak dalam skala tinggi. DAI yang dialami korban terbilang sudah masuk ke tingkat atau skala tinggi dengan indikasi yang tidak sekedar berupa pingsan saja tapi tidak sadarkan diri dalam durasi yang cukup lama. Cedera otak traumatis sendiri menjadi hal yang memang cukup jarang terjadi di Indonesia. Namun, ini lain halnya untuk laporan yang ada di Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam ini, cedera otak traumatis terbilang sangat tinggi kejadiannya.

Bahkan dalam satu tahun, rata-rata jumlah korban yang terjadi mencapai sekitar 1,5 juta jiwa. Dari total itu, tingkatan cedera yang ada memang beragam dan DAI ini menjadi salah satu hal yang terbilang tidak jarang terjadi. Kejadian ini banyak menimpa anak-anak hingga usia remaja. Bahkan, cedera tidak saja sekedar menyebabkan korban mendapatkan perawatan jangka panjang, tapi ada juga korban meninggal di kalangan anak dan remaja karena itu. Ada pula yang mengalami catat jangka panjang hingga cacat permanen karena cedera otak tersebut. Dengan kasus yang ada dan tingginya angka kejadian seperti yang ada di Amerika Serikat, edukasi tentang cedera otak traumatis perlu menjadi hal yang penting, teramsuk untuk Diffuse Axonal Injury yang sedang marak dibicarakan.

Dilansir dari sumber yang ada termasuk dari Amerika Serikat, DAI atau Diffuse Axonal Injury ini merupakan suatu bentuk cedera otak traumatis. Berdasarkan sumber dari Medical News Today, DAI ini terjadi ketika ada benturan atau hantaman dan goncangan yang sangat keras dan parah pada bagian kepala secara tiba-tiba. Benturan ini tidak sekedar mengejutkan sel saraf tapi juga menyebabkan terjadinya cedera pada otak dan bisa berujung pada kerusakan serius pada sel otak. Dari benturan yang terjadi secara tiba-tiba tersebut, otak tidak sekedar mengalami dampak dari benturan, tapi juga bertabrakan atau bertumbukan dengan tulang tengkorak yang fungsinya justru untuk mengamankan dna menjaga otak. Dari benturan yang terjadi kemudian ini, kerusakan terjadi pada serabut saraf sehingga cedera menjadi sangat serius. Karena benturan mendadak itu, posisi otak seolah bergeser di dalam tempurung tengkorak. Dampak dari benturan itu tidak sekedar pada robeknya serabut saraf yang tidak akan terlihat tanpa pengamatan secara medis. Namun tanda dan akibat yang sangat jelas adalah kerusakan otak yang menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi. Selain itu, masalah neurologis bisa terjadi yang memicu korban mengalami koma, ganggguan neurologis jangka panjang, dan paling parah adalah kematian.

Mengenali Diffuse Axonal Injury yang Terjadi di Amerika Serikat

Dari riset yang ada dan kasus yang terjadi seperti Amerika Serikat, DAI ini tidak saja menyebabkan hal yang sudah disebutkan di atas. Ada masalah lain yang juga cukup serius. Perubahan perilaku hingga penurunan kemampuan kognitif adalah hal yang cukup sering dijumpai. Hal ini bisa hanya berlangsung sementara waktu dan bisa dibantu dengan perawatan dan terapi. Tapi ada juga kerusakan yang terjadi secara permanen sehingga sangat sulit dan bahkan mustahil dipulihkan. Dari kasus yang sering terjadi di Amerika Serikat dan wilayah lainnya, DAI berkontribusi dalam tinginya angka kecatatan dan koma pada cedera otak traumatis. Secara klinis sendiri, diffuse axonal injury ini merupakan bentuk cedera yang memicu kehilangan kesadaran pada korbannya. Kehilangan kesadaran setidaknya berlangsung selama 6 jam dan bisa lebih panjang durasinya dari itu. Karena itu, orang yang mengalami DAI ini tidak sekedar pusing saja seperti cedera otak traumatis ringan dan sedang pada umumnya tapi bisa langsung diikuti dengan pingsan dan hiangnya kesadaran dalam waktu cukup lama. Bentuk kerusakan pada otak akibat benturan yang terjadi pun bisa ditentukan oleh banyak aspek. Hal yang paling berkontribusi adalah kekuatan dari benturan yang memicu cedera dan pergerakan otak itu. Pada benturan yang sangat keras, bahkan akson di otak akan mengalami kerusakan sehingga hubungan antar saraf tidak lagi berfungsi.

DAI ini bisa muncul dari banyak bentuk penyebab. Seperti yang terjadi di berita saat ini, penyebabnya adalah kekerasan fisik di area kepala yang berupa benturan keras dan tiba-tiba. Hal ini bisa terjadi karena perkelahian hingga bullying atau perundungan yang juga umum terjadi pada anak-anak dan remaja di Amerika Serikat. Namun, itu bisa juga terjadi karena kecelakaan saat berolahraga, terutama olahraga yang menuntut kinerja fisik yang tinggi dan olahraga ekstrem. Ini bisa dipicu oleh kecelakaan terutama pada kecelakaan kendaraan roda dua. Pada bayi, ini bisa terjadi oleh hal yang dinamakan dengan sindrom bayi terguncang. Kondisi tengkorak dan otak bayi yang belum berkembang secara sempurna sangat sensitif pada goncangan dan sayangnya banyak orang tua yang tidak sadar akan hal ini.

Related Post