Cedera otak traumatik, umumnya terjadi di Amerika Serikat

Cedera otak traumatik, umumnya terjadi di Amerika Serikat post thumbnail image

Cedera otak traumatik, umumnya terjadi di Amerika Serikat – Otak menjadi organ penting dalam tubuh manusia. Otak merupakan organ yang menjadi pusat dari jutaan sel syaraf yang akan berfungsi dalam hal koordinasi organ dalam tubuh, baik itu yang secara sadar atau tidak sadar.

Selain itu, otak juga menjadi pusat daya ingat atau memori dan hal penting lainnya. Karena fungsinya yang vital, otak memang terlindungi oleh tulang tengkorak yang tebal dan keras. Namun, ini tidak serta mencegah tidak adanya masalah dan cedera pada otak.

Kenyataannya, ada cedera otak yang bisa terjadi. Cedera otak traumatis atau COT adalah salah satu yang bisa terjadi. Bahkan di negara Amerika Serikat, angka korban yang mengalami COT ini terbilang sangat tinggi. Selain Amerika Serikat, negara-negara lainnya juga memiliki angka korban tersendiri sehingga ini memang perlu perhatian khusus untuk bisa mendapatkan penanganan terbaik agar kondisi buruk bisa ditekan dan dicegah.

Terkait dengan kasus COT yang ada di Amerika Serikat, angkanya bahkan cukup tinggi. Secara rata-rata, setidaknya tiap tahun angka korban dengan cedera otak mencapai 1,5 juta jiwa dengan klasifikasi yang berbeda-beda.

Terkait dengan klasifikasi tersebut, ini disusun dan disepakati secara internasional berdasarkan Glasgow Come Scale atau Skala Koma Glasgow. Ada tiga kategori tingkatan, yaitu ringan, sedang, dan juga berat. Untuk hal yang terjadi di Amerika, tiga skala ini ditemukan dengan cakupan jumlah korban yang berbeda-beda.

Karena itu, edukasi memadai sangat diperlukan agar orang lebih sadar tentang cedera otak dan bahkan bisa melakukan langkah antisipatif guna mencegah agar itu tidak terjadi dan mencegah situasi memburuk ketika pada akhirnya itu memang terjadi. Ini tentu saja tidak sekedar untuk di Amerika Serikat, tapi juga untuk di seluruh dunia karena cedera otak bisa dialami oleh siapa saja.

Untuk kasus cedera otak atau COT ini, ada dua kategori penyebab yang bisa terjadi. Kategori pertama adalah penyebab umum dengan cedera kepala tertutup. Maksud dari cedera kepala tertutup adalah tidak adanya hal yang menyebabkan adanya objek yang kemudian masuk dan menembus ke area otak dari tengkorak.

Cedera kepala tertutup ini bisa disebabkan oleh terjatuh. Terjatuh yang dimaksud adalah situasi ketika tubuh terjatuh sehingga menyebabkan benturan pada kepala. Dari riset yang ada di Amerika Serikat dan negara lainnya, ini banyak terjadi pada orang lanjut usia di kisaran umur 65 tahun ke atas.

cedera-otak-traumatik-umumnya-terjadi-di-amerika-serikat

Lalu, cedera kepala tertutup juga banyak terjadi dalam kasus kecelakaan. Kecelakaan ini bisa terjadi pada kendaraan roda dua hingga roda empat. Berbeda dengan penyebab sebelumnya, ini sering terjadi pada orang dewasa yang baru saja beranjak dari usia muda and juga pada kelompok orang muda itu sendiri. Bahkan walau sudah mengenakan helm dan kendaraan dilengkapi airbag, benturan masih tetap bisa menyebabkan cedera otak.

Cedera karena olahraga juga menjadi penyebab lainnya. Hal lainnya adalah karena pukulan benda tumpul. Bahkan pada anak-anak, kekerasan pada anak menjadi penyebab lain dan biasanya ini dialami anak di usia kurang dari empat tahun karena situasi tubuh yang belum cukup kuat dan belum cukup mampu melindungi diri.

Kategori penyebab kedua adalah cedera tembus. Ini berarti ada objek yang menembus tulang tengkorak dan masuk ke otak. Itu bisa disebabkan oleh benda tajam yang mampu melubangi dan menembus tulang tengkorak atau justru ketika pecahan tulang tengkorak masuk ke otak dan menyebabkan kerusakan. Biasanya, ini dipicu oleh pukulan benda tajam.

Lalu, ada juga tembakan dari peluru atau pecahan peluru. Ledakan dan kasus ekstrem lainnya juga menjadi penyebab lainnya.

Cedera otak traumatik atau COT bisa dialami oleh siapa saja. Namun dari riset yang ada, seperti yang dilakukan di Amerika Serikat, salah satu kelompok usia yang paling rentan adalah orang dewasa dengan usia di atas 65 tahun. Lalu, kelompok usia lainnya yang sangat rentan adalah anak-anak di bawah usia empat tahun. Untuk jenis kelamin, pria lebih tinggi risikonya daripada wanita karena kebanyakan pria melakukan aktivitas lebih berat dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan pada wanita.

Masuk pada gejala yang umum muncul. Dari segi gejala, ada dua kategori. Kategori pertama adalah untuk gejala pada COT ringan. Hal yang umum terjadi adalah sakit kepala. Sakit kepala ini bisa terjadi langsung setelah terjadi cedera atau justru setelah cedera itu, dan sakit kepalanya terjadi dalam durasi cukup lama. Selain itu, ada juga kebingungan yang dialami pasca cedera itu terjadi. Ini karena fungsi otak yang menjadi terganggu karena cedera yang ada. Pusing dan mual hingga muntah bisa pula terjadi. Ada pula orang yang kemudian sulit untuk fokus. Pada beberapa situasi, seseorang bisa langsung pingsan atau hilang kesadaran begitu cedera terjadi.

Untuk tingkat gejala pada COT sedang dan berat, gejala yang ada lebih banyak dan lebih serius. Hal yang paling umum adalah pingsan. Lalu, ada juga sakit kepala dalam durasi yang sangat panjang dan sulit untuk hilang, walau sudah menggunakan obat anti nyeri. Muntah dan mual berulang kali dalam durasi yang singkat menjadi gejala lainnya. Bahkan, ini bisa menunjukkan gejala seperti kejang hingga bicara yang menjadi cadel dan tidak jelas. Pada situasi yang sangat serius, bahkan gejala bisa berupa mati rasa pada sebagian organ tubuh.

Patut diketahui bahwa ada gejala yang memang langsung terlihat secara instant pasca cedera otak itu terjadi. Namun, ada juga situasi ketika gejala baru mulai muncul beberapa saat dan bahkan beberapa hari pasca cedera. Karena itu, tindakan medis perlu segera diberikan begitu gejala muncul.

Related Post